Manajemen Aneh dalam Bisnis Properti
Di
sebuah proyek dimana saya jadi konsultannya, ada bisik-bisik dari staf
level officer bahwa Pimpronya suka nitip fee ke kontraktor sebesar 2%
dari nilai kontrak (harga borongan). Titipan 2% itu untuk SPK bangunan
dan juga infrastruktur.
Saya yang merasa kurang nyaman dengan issue bisik-bisik ini, mencoba
cross check ke beberapa kontraktor. Ada kontraktor yang berdalih bahwa
tak ada konspirasi apa-apa. Katanya paling banter cuma membayari teh
botol dan rokok saja untuk sang Pimpro.
Tapi ada seorang kontraktor yang mengaku bahwa benar dia ada deal
mengembalikan 2% sebagai fee untuk Pimpro. Bahkan dia bersumpah pegang
bukti slip setoran ke rekening istri sang Pimpro.
Mengetahui hal ini, bukan bermaksud mengadu, tapi hanya ingin
menciptakan suasana kondusif ditengah tim, saya sampaikan secara halus
ke klien saya alias owner proyek soal praduga tak bersalah saya soal
kelakuan sang Pimpro.
Astaga naga??!! Bukannya terkejut dan marah-marah, klien saya malah
katakan; "Iya, saya sudah tahu sejak lama hal tersebut. Tapi saya
sengaja diam. Selama kualitas produk tetap terjaga, dan selesai tepat
waktu, it's oke. Harga borongan juga tak melanggar budget koq. Masih
untung dia cuma nitip 2%, kalau saya ganti Pimpro baru yang belum saya
kenal, jangan-jangan malah nitip 3% atau 5%. Pimpro yang ini jenis
KUCING HITAM, mampu tangkap tikus 20 ekor, dimana 1 ekor dimakan
sendiri, dan 19 ekor dibawa ke tuannya. Apapun itu, dia mampu tangkap
tikus kan?? Masih lebih baik ketimbang pelihara kucing yang tak bisa
menangkap tikus."
Aneh banget. Masak jelas-jelas tahu Pimpronya menyimpang tapi ditanggapi
dengan enteng memakai teori KUCING HITAM. Manajeman aneh entah dari
kitab apa acuannya.
"Lha apa anda gak takut mengurangi laba yang menjadi hak para pemegang
saham? Dan tak ada respon apapun atas tindakan yang jelas jelas
menyimpang tersebut?" tanya saya dengan mengernyitkan dahi.
"Hehe .. Begini bang AW. KUCING HITAM saya pasang di proyek-proyek
luasan kecil. Kalau untuk proyek skala besar, saya tempatkan KUCING
PUTIH yang tangkap tikus 20 ekor semua dibawa ke tuannya tanpa ada yang
dimakannya sendiri."
Penjelasan yang logis. Make sense. Tapi saya tetap tak bisa menerima
penjelasan ini. Prinsip yang aneh; Asal bisa tangkap tikus, kucing hitam
atau putih tetap dipelihara. Hanya kucing yang tak bisa tangkap tikus
akan dibuang.
Saya ingin protes dan komplain. Tapi saat sadar bahwa disitu jobdesk
saya hanya sebagai konsultan pemasaran, saya urungkan niat saya.
Lagipula si ownernya saja tetap happy masak saya yang kebakaran
jenggot??
Bravo KUCING!! Meong, meoong ...
No comments:
Post a Comment