BETULKAH MERINTIS BISNIS PROPERTI SEBAGAI PENGEMBANG BENAR-BENAR GAMPANG??? (Bab I)
ILUSTRASI; Pada
saat anda baru saja lulus SLTA dan bercita-cita menjadi seorang
Insinyur, mungkin anda kebingungan saat ditanya soal SKS, soal tugas
Gambar Teknik, soal Kerja Praktek, soal gambar Konstruksi Bangunan, soal
Skripsi dll. Karena memang anda belum pernah menjadi mahasiswa Fakultas
Teknik. Itu semua tak perlu menjadi beban. Mantapkan saja hati anda.
Yakinlah bahwa segala sesuatu pasti bisa dipelajari dan dijalani.
Bukankah nanti ada dosen yang akan membimbing anda. Ada kakak angkatan
yang bisa menjadi tempat bertanya. Tetapkan saja paradigma di otak anda,
bahwa anda pasti mampu. Selaraskan perilaku anda dengan paradigma yang
sudah ditetapkan, jalani saja seperti air mengalir, dan nikmatilah
hasilnya. Anda pasti akan berhasil menjadi seorang Insinyur.
Pengembang Perumahan
Jika
anda berpikir bahwa bisnis properti harus selalu dalam skala besar ala
Ciputra Grup, Agung Sedayu Grup, Lippo Grup atau Duta Pertiwi Grup,
sudah jelas anda mundur teratur sebelum berani melangkah. Bisnis
properti memang dipandang banyak orang sebagai bisnis padat modal dan
jangka panjang, dengan hasil investasi yang menggiurkan, serta memberi
predikat prestisius kepada pengembangnya.
Padahal
jikalau kita mau berpikir sedikit logis, apapun jenis usaha pastilah
selalu dimulai dan dirintis dari kecil. Jika saat ini pengembang besar
tersebut ibarat sudah berlari di langkah ke 1000, tetap saja ada langkah
pertama yang dahulu mereka lakukan. Tak ada sebuah keberhasilan yang
diperoleh secara instan. Semua harus dilakukan dengan sungguh sungguh,
dibarengi kerja keras dan ketekunan.
Tak
perlu berpikir bahwa untuk mendapatkan sebutan sebagai pengembang kita
mesti menggarap lahan seluas 10 hektar atau malah 50 hektar. Mulailah
dengan mengerjakan lahan berskala kecil dibawah 1 hektar terlebih
dahulu. Bahkan mengembangkan lahan seluas 800 m2 yang bisa dijadikan 8
unit ruko saja berarti anda sudah melakukan bisnis sebagai pengembang
properti.
Belajar
terlebih dahulu mengelola lahan luasan kecil, untuk selanjutnya jika
sudah memiliki pengalaman barulah beranjak menggarap lahan dengan luasan
yang lebih besar. Tak perlu kuatir soal kompetensi anda yang kurang
memadai di bidang properti. Tak perlu kuatir tentang ketersediaan tanah
yang akan dikembangkan harus dibeli dengan menggunakan uang siapa? Tak
perlu bingung modal kerja untuk bangunan, infrastruktur dan overhead
cost diperoleh dari mana.
Dalam
buku ini AW justru ingin mengajak anda berpikir terbalik (upside down
thinking) bahwa dengan modal uang recehanpun kita bisa menjalankan
bisnis properti ini. Kata kuncinya terdapat pada 3 hal yang harus
berhasil anda gandeng, yaitu ;
- Mitra Pemilik Keahlian (MPK)
- Mitra Pemilik Tanah (MPT)
- Mitra Pemilik Modal (MPM)
Jika
ketiga hal diatas bisa anda gandeng, maka peluang anda menjadi
pengembang properti bukan lagi sekedar mimpi. Merintis bisnis properti
sebagai pengembang benar-benar gampang. Penjelasan lebih lanjut mengenai
MPK, MPT dan MPM akan dijelaskan dalam Bab III, setelah diselingi
terlebih dahulu oleh Bab II yang membahas mengenai pembuatan PT kosong.
No comments:
Post a Comment